TATANAMA SENYAWA KIMIA
DAN PERSAMAAN REAKSI KIMIA
sub-mikro reaksi kimia |
Dewasa ini seiring perkembangan ilmu kimia hampir sebanyak 5 Miliar senyawa kimia yang ada di alam ini. Untuk mempermudah mengenali senyawa senyawa tersebut maka dibuatlah suatu sistem tatanama senyawa kimia. Biasanya sistem tatanama senyawa kimia menunjukkan komposisi dan struktur dari senyawa tersebut. Pada tulisan kali ini kita akan membahas sistem tatanama senyawa kimia sederhana (senyawa biner) yang dibagi menjadi dua bagian yaitu tatanama senyawa ionik dan tatanama senyawa kovalen.
A. Tatanama Senyawa Ionik
Sebelum menuliskan bagaimana penulisan senyawa ionik, kita coba mengingat kembali mengenai proses pembentukan senyawa ionik yang terbentuk dari kation dan anion. Tabel berikut adalah contoh kation dan anion baik monoatomik maupun poliatomik.
Ion Monoatomik
Ion merupakan atom atau kumpulan atom yang memiliki
muatan. Ion monoatomik adalah atom tunggal yang bermuatan. Ion yang bermuatan
positif disebut kation, sementara ion yang bermuatan negatif disebut anion.
Contoh kation adalah Ca2+, K+, kation Ca2+
memiliki muatan +2 dan kation K+ memiliki muatan +1. Contoh anion adalah
Cl-, O2-. Anion Cl- memiliki muatan -1 dan
anion O2- memiliki muatan -2
Ion Poliatomik
ion poliatomik merupakan ion yang terbentuk dari molekul senyawa yang memiliki muatan.
Senyawa ion terdiri atas ion positif (Kation) yang selalu dituliskan pada awal rumus formula senyawa dan ion negatif (anion). Senyawa ion tipe I ini cirinya ada di kation yang merupakan kation logam golongan Utama (golongan A) yaitu golongan I A, II A, dan Alumunium. Penamaannya mengikuti aturan berikut
Nama Kation + Nama Anion + Ida (sebagai akhiran) |
---|
Contoh :
Senyawa NaBr
Komposisi ion Kation = Na+ → Natrium
Anion = Br- → Brom
Nama dari senyawa ion tersebut
adalah Natrium Bromida
TATANAMA SENYAWA ION BINER TIPE 2
Senyawa ion Tipe 2 ini memiliki kation dari golongan transisi dimana kation dari logam transisi ini memiliki beberapa tingkat oksidasi. Contoh seperti kation logam Fe yang memiliki dua jenis tingkat oksidasi yaitu 2+ dan 3+. Sehingga dalam aturan penamaannya tingkat oksidasi tersebut harus dituliskan dalam tatanamanya menggunaka angka romawi. Penamaan senyawa ion biner tipe 2 adalah sebagai berikut :
Nama Kation + (Bilangan Oksidasi) + Nama anion + ida (sebagai akhiran) |
---|
Contoh :
Senyawa FeCl2 dan FeCl3
FeCl2 → Fe2+ + 2Cl- (perhatikan muatan (tingkat oksidasi) kation)
Nama senyawa tersebut adalah Besi (II) Klorida
FeCl3 → Fe3+ + 3Cl- (perhatikan muatan (tingkat oksidasi) kation)
Nama senyawa tersebut adalah Besi (III) Klorida
TATANAMA SENYAWA ION POLIATOMIK
Untuk tatanama senyawa ion poliatomik pada intinya sama dengan tatanama senyawa ion sebelumnya, namun untuk ion poliatomik sudah memiliki nama tersendiri maka tatanama senyawa ion poliatomik dapat menggunakan sistem aturan sebagai berikut :
Untuk kation logam tipe I : kation golongan utama
Nama Kation + Nama ion poliatomik |
---|
Contoh :
Ca(OH)2
Kation = Ca2+ → Kalsium
Anion = OH- → Hidroksida
Nama dari senyawa ion tersebut
adalah Kalsium Hidroksida
Untuk kation logam tipe 2 : kation logam memiliki beberapa bilangan oksidasi
Nama Kation + (bilangan oksidasi) + Nama ion poliatomik |
---|
Contoh :
CuSO4
CuSO4 → Cu2+ + SO42-
Kation = Cu2+ → Tembaga (II)
Anion = SO42-→ Sulfat
Nama dari
senyawa tersebut adalah Tembaga (II)
Sulfat
Senyawa kovalen biner terbentuk dari dua buah atom non logam. Meskipun ikatan kovalen ini tidak mengandung ion namun tatanamanya hampir mirip dengan senyawa ion. Dalam penamaan senyawa kovalen dapat mengikuti aturan sebagai berikut :
1. Unsur yang dituliskan pertama kali diberi nama terlebih dahulu sesuai dengan nama unsurnya.
2. unsur yang kedua dinamai seperti nama anion yang diakhiri kata ida
3. Dalam penamaan senyawa kovalen harus menggunakan awalan yang menunjukan jumlah atom dalam senyawa tersebut. Perhatikan awalan untuk penamaan senyawa kovalen pada tabel berikut :
Awalan | Jumlah atom |
---|---|
mono- | 1 |
di- | 2 |
tri- | 3 |
tetra- | 4 |
penta- | 5 |
heksa- | 6 |
hepta- | 7 |
okta- | 8 |
nona- | 9 |
deka- | 10 |
4. catatan, Awalan mono- tidak digunakan untuk unsur yang dituliskan pertama kali, contoh senyawa CO2 namanya adalah karbon di oksida bukan mono karbon di oksida
Aturan tatanama senyawa kovalen biner dapat dirumuskan sebagai berikut :
awalan (kecuali mono) + Nama Unsur 1 + awalan + Nama Unsur 2 + ida |
---|
Contoh :
CO2 dan N2O5
CO2 → Karbon di Oksida
N2O5 → di Nitrogen penta Oksida
Pada BAB ini Kompetensi yang akan dicapai adalah :
3.6. Menerapkan tatanama senyawa anorganik sederhana dalam persamaan reaksi
4.6. Memberi nama senyawa dalam persamaan reaksi