SMK Kes. Bhakti Kencana Garut
Teknologi Laboratorium Medis H.E.B.A.T.
Rabu, 14 Oktober 2020
Senin, 12 Oktober 2020
SILABUS SMK TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS (TLM)
SILABUS
MATA PELAJARAN PRODUKTIF
KOMPETENSI KEAHLIAN
TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS
Semoga Bermanfaat
Minggu, 11 Oktober 2020
SPEKTOFOTOMETER
SPEKTROFOTOMETER
Spektrofotometer adalah sebuah instrument laboratorium yang menggunakan teknik spektroskopi untuk mempelajari(menganalisa) tentang absorpsi dan emisi radiasi dari suatu senyawa. Spektrofotometer pada dasarnya terdiri dari dua instrumen yaitu spectrometer dan fotometer. Spektrofotometer menghasilkan sinar dari spectrum dengan panjang gelombang tertentu dan fotometer adalah alat pengukur intensitas cahaya yang ditransmisikan atau diabsorbsi. Jadi spektrofotometer digunakan untuk mengukur energy relatif jika energy tersebut ditransmisikan, direfleksikan atau diemisikan sebagai fungsi panjang gelombang.
Spektrofotometer dapat digunakan untuk menganalisa suatu sampel atau senyawa baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Analisa kualitatif didasarkan pada puncak yang dihasilkan spectrum suatu unsur pada panjang gelombang tertentu. Analisa kuantitatif didasarkan pada nilai absorbansi yang dihasilkan dari spectrum senyawa kompleks sampel yang dianalisa.
Spektrofotometer menerapkan prinsip penyerapan cahaya pada panjang gelombang tertentu oleh bahan yang diperiksa. Setiap zat atau senyawa memiliki serapan (absorbansi) panjang gelombang yang khas. Apabila spectrum kurva serapan suatu zat sudah diketahui, panjang gelombang dengan absorbansi tertinggi untuk zat tersebut dapat ditentukan. Panjang gelombang dengan serapan tertinggi yang digunakan untuk mengukur kadar zat yang diperiksa
Perbandingan intensitas yang tembus atau lewat dengan yang masuk dinamakan transmittance (T). Transmitance biasa dinyatakan dengan %T, dan semakin kecil derajat transmisi menunjukkan semakin besar konsentrasi zat. Artinya hubungan antara transmis dengan konsentrasi zat adalah berbanding terbalik.
HUKUM LAMBERT-BEER
Hubungan antara %T, Absorbansi, dan Kadar suatu zat secara matematis telah diungkapkan oleh Beer dan Lambert dan gabungan hukum keduanya sering disebut dengan hukum Lambert-beer.
Hukum Beer: Absorbans, log (Po/P), radiasi monokromatik berbanding lurus dengan konsentrasi sutu spesies penyerap dalam larutan,
Hukum Bouguer (Lambert): Bayangkan suatu medium penyerap yang homogen dalam lapisan-lapisan yang sama tebal. Tiap lapisan menyerap radiasi monokromatik yang memasuki lapisan itu dalam fraksi yang sama seperti lapisan-lapisan lain. Dengan semuanya yang lain sama, maka absorbans itu berbanding lurus dengan panjang jalan yang melewati medium
Gabungan kedua hukum ini secara matematis dituliskan sebagai berikut :
Dari persamaan matematis tersebut bisa diketahui bahwa absorban berhubungan dengan konsentrasi analit, tebal kuvet, dan absortivitas molar (tetapan serapan).
Bagian bagian pada spektrofotometer memiliki fungsi tertentu, berikut pemaparan bagian spektrofotometer dan fungsinya :
1. Sumber Cahaya : Berfungsi untuk memancarkan cahaya pada instrumen. Pada umumnya digunakan lampu halogen atau lampu deuteurium, sedangkan untuk cahaya tampak biasanya digunakan lampu tungsten
2. Monokromator : Berfungsi untuk mengubah cahaya polikromatis menjadi cahaya monokromatis. Monokromator terdiri dari beberapa bagian yaitu :
a. Prisma, berfungsi mendisperikan radiasi elektromagnetik sebesar mungkin supaya diperoleh resolusi yang baik dari radiasi polikromatis
b. Kisi Difraksi, berfungsi menghasilkan penyebaran dispersi sinar secara merata, dengan pendispersi yang sama, hasil dispersi akan lebih baik. Selain itu kisi difraksi dapat digunakan dalam seluruh jangkauan spektrum
c. Celah Optis, berfungsi untuk mengarahkan sinar monokromatis yang diharapkan dari sumber radiasi. Apabila celah berada pada posisi yang tepat, maka radiasi akan dirotasikan melalui prisma, sehingga diperoleh panjang gelombang yang diharapkan
d. Filter, berfungsi untuk menyerap warna komplementer sehingga cahaya yang diteruskan merupakan cahaya berwarna yang sesuai dengan panjang gelombang yang dipilih
3. Sampel Compartemen : Berfungsi sebagai penampung bahan/sampel yang akan diamati, berupa kuvet dengan tebal kaca 2,5 mm dan berdiameter 1,0 cm. Beberapa syarat bahan yang bisa digunakan sebagai kuvet antara lain
a. Permukaannya harus sejajar secara optis
b. tidak berwarna sehingga semua cahaya dapat ditransmisikan
c. tidak ikut bereaksi terhadap bahan bahan kimia
d. tidak rapuh
e. bentuknya sederhana
4. Detektor : berfungsi mengukur cahaya yang diteruskan dari sampel dan mengubahya menjadi arus listrik. Syarat detektor pada spektrofotometer antar lain :
a. Kepekaan yang tinggi
b. perbandingan isyarat, atau signal dengan bising tinggi
c. Respon konstan pada berbagai panjang gelombang
d. Waktu respon cepat dan signal minimum tanpa radiasi
e. signal listrik yang dihasilkan harus sebanding dengan tenaga radiasi
- Spektrofotometer visible (Vis), yaitu spektrofotometer yang menggunakan cahaya tampak. Jenis cahaya visible termasuk spektrum elektromagnetik yang dapat ditangkap oleh mata manusia. Kisaran panjang gelombang pada sinar visibel adalah 380 nm - 750 nm.
- Spektrfotometer Ultra Violet (UV), yaitu spektrofotometer yang menggunakan cahaya ultra violet (UV) yang memiliki kisaran panjang gelombang 198 nm - 380 nm.
- Spektrofotometer UV-VIS, yaitu spektrofotometer yang memiliki dua buah sumber cahaya yaitu UV dan Visible (Tampak).
- Spektrofotometer Infra Red (IR), yaitu spektrofotometer yang didasarkan pada penyerapan panjang gelombang infra merah. Hasil analisa oleh spektroftometer ini berupa signal kromatogram hubungan intensitas infra merah dengan panjang gelombang.
2. Berdasarkan perlakuan sumber cahaya dan jumlah detektor, spektrofotometer dibagi menjadi:
- Single Beam Spektrofotometer, skema spektrofotometer ini cukup sederhana yaitu menggunakan satu sumber cahaya yang dilewatkan pada satu kuvet (sample) dan dibaca hasilnya oleh satu detektor
- Double Beam Spektrofotometer, skema spektrofotometer ini menggunakan satu sumber cahaya yang dilewatkan pada duabuah kuvet (sample/Blanko) dan pembacaan hasilnya dilakukan oleh satu detektor
- Ratio Beam Spektrofotometer, skema ratio beam spektrofotometer bisa dilihat pada gambar di bawah ini
- Dual Beam Spektrofotometer, skema spektrofotometer ini menggunakan satu sumber cahaya dengan dua detektor
Spektrofotometer yang digunakan di laboratorium bisa jadi berbeda jenis dan Merk nya, sehingga spektrofotometer bisa jadi memilki prosedur penggunan yang berbeda. Oleh karena itu dalam menggunakan spektrofotometer haruslah membaca dan mengikuti buku panduan alat tersebut. Secara umum penggunaan dasar alat spektrofotometer adalah sebagai berikut :
- Tentukan sampel yang akan dianalisa
- tentukan senyawa apa yang akan dinilai dari sample tersebut
- Mencari referensi mengenai senyawa tersebut dalam hubungannya dengan penggunaan spektrofotometer
- siapkan sample dan instrumen lainnya untuk melakukan analisa dengan spektrofotometer
- nyalakan spektrofotometer dan mulai bekerja sesuai dengan prosedur spektrofotometer
- setelah selesai catat hasilnya
- Bersihkan spektrofotometer jjika telah selesai digunakan,
- Matikan dan cabut daya jika spektrofotometer tidak digunakan dalam waktu yang lama
Spektrofotometer merupakan instrumen laboratorium yang memiliki harga yang cukup mahal. Oleh karena itu perawatan instrumen ini sangat penting dilakukan. Berikut ini adalah beberapa tips yang perlu diketahui untuk merawat spektrofotometer di laboratorium :
- Pastikan membaca instruksi atau buku panduan mengenai cara mengoperasikan spektrofotometer dan atau meminta penjelasan orag yang lebih ahli dalam menggunakan spektrofotometer tersebut
- Letakan spektrofotometer pada tempat yang sesuai, kokoh dan tidak goyang untuk meminimalkan error pada saat digunakan
- selalu bersihkan spektrofotometer ketika sudah selesai digunakan, dan cabut daya jika tidak digunakan dalam waktu yang cukup lama
- lakukan kalibrasi secara berkala
- Konsultasikan dengan service center jika terdpat kerusakan yang mempengaruhi kinerja spektrofotometer
Rabu, 23 September 2020
HAEMOMETER (HAEMOGLOBINOMETER)
Haemometer
(Komponen, Penggunaan, dan Pemeliharaan)
Standard warna merupakan salah satu komponen yang terdapat pada set alah haemometer yang berfungsi untuk membandingkan warna larutan uji (haemoglobin) dengan warna standar yang ada pada alat. Jika warna sampel diperkirakan sama dengan warna standar, selanjutnya tinggal menghitung kadar haemoglobin pada tabung sahli.
Tabung sahli merupakan komponen set alat haemoglobin yang berfungsi untuk mereaksikan antara sampel darah dengan reagen HCl 0,1 N. Pada tabung sahli ini juga terdapat skala yang menunjukan kadar haemoglobin darah dengan satuan gr%.
Batang pengaduk berfungsi untuk menghomogenkan dan mempercepat reaksi sampel darah dan reagen HCl 0,1 N dalam tabung sahli. Batang pengaduk ini terbuat dari kaca, jika tidak hati hati dalam penggunaannya akan mengakibatkan batang pengaduk ini patah atau pecahnya tabung sahli.
Sikat tabung pada komponen ini memiliki fungsi untuk mempermudah membersihkan tabung sahli dari sisa-sisa noda darah
Botol reagen pada komponen ini berfungsi untuk menyimpan reagen yang digunakan dalam pemeriksaan haemoglobin (Hb) dengan metode sahli yaitu HCl 0,1 N dan juga tempat menyimpan Aquadets. Botol ini umumnya berwarna coklat dengan maksud untuk mengurangi penguraian reagen oleh sinar matahari langsung.
Pippet sahli berrfungsi untuk mengambil sampel darah. Pada pippet ini terdapat garis biru berskala 2. Pengambilan sampel darah menggunakan pippet sahli ini harus menggunakan aspirator sebagai alat bantu.
Pippet tetes pada komponen set alat haemometer ini berfungsi sebagai alat bantu untuk meneteskan reagen HCl 0,1 N dan aquadest ke dalam tabung sahli.
Minggu, 20 September 2020
SPEKTRUM PMK KK TLM
SPEKTRUM PMK
Kompetensi Keahlian Teknologi Lab Medis
Rabu, 16 September 2020
HAEMOCYTOMETER
HAEMOCYTOMETER
Komponen, Penggunaan, dan Pemeiharaan
Haemositometer |
A. Haemositometer
B. Komponen Haemositomter
1. Kamar Hitung (Improved Nerbauer)
Kamar hitung berfungsi untuk menghitung sel-sel darah berdasarkan perhitunga yang terdapat pada garis bagi. Kamar hitung Improved Nerbauer terbuat dari kaca dengan desain berbentuk persegi Panjang dengan dua buah lekukan dan tepat di tengah kaca tersebut terdapat dua buah kamar yang memiliki garis bagi. Kamar hitung Improved Nerbauer memiliki garis bagi sebagai berikut
Luas seluruh bidang yang di bagi adalah 9 mm2 dan bidang tersebut dibagi menjadi Sembilan bidang besar yang luasnya masing masing 1 mm2. Bidang besar yang terdapat disetiap sudut dibagi lagi menjadi 16 bidang sedang yang luasnya masing-masing ¼ x ¼ mm2.
Bidang besar yang terdapat di tengah -tengah dibagi
menjadi 25 bidang sedang dan bidang sedang tersebut dibagi lagi menjadi 16
bagian bidang kecil sehingga jumlah bidang kecil tersebut seluruhnya ada 400
buah bidang yang memiliki luas 1/20
Kamar hitung memiliki ketinggian 1/10
Maka dari perhitungan luas setiap bidang dan ketinggian dari bilik hitung
volume setiap bidang bisa diperoleh sebagai berikut :
1 bidang kecil = 1/20
1 biang sedang =
1 bidang besar =
1 x 1 x 1/10 = 1/10 mm3
Seluruh bidang yang di bagi
3 x 3 x 1/10 = 9/10 mm3
2. Pippet Thoma
- Pippet Thoma Leukosit
Pippet yang berfungsi untuk pengenceran darah pada
pemeriksaan jumlah sel leukosit dan eosinophil. Pippet ini memiliki ciri ciri
sebagai berikut :
1) Memiliki
batu berwarna putih yang terletak pada gelembung pippet yang berfungsi untuk
membantu menghomogenkan darah dan reagen
2)
Memiliki
skala 0,5; 1; dan 11.
Perhitungan
pada pippet ini dapat menggunakan cara sebagai berikut
Misal sampel darah yang diambil hingga batas 0,5 dan
diencerkan hingga batas 11. Maka perhitungannya
adalah
- Pippet Thoma Eritrosit
Pippet yang berfungsi untuk pengenceran darah pada
pemeriksaan jumlah sel eritrosit dan trombosit. Pippet ini memiliki ciri ciri
sebagai berikut :
1) Memiliki
batu berwarna merah yang terletak pada gelembung pippet yang berfungsi untuk
membantu menghomogenkan darah dan reagen
2)
Memiliki
skala 0,5; 1; dan 101.
Perhitungan
pada pippet ini dapat menggunakan cara sebagai berikut
Misal sampel darah yang diambil hingga batas 0,5 dan
diencerkan hingga batas 101. Maka perhitungannya
adalah
3. Aspirator
Aspirator berfungsi sebagai alat bantu pippet thoma untuk melakukan penghisapan atau aspirasi sampel darah dan larutan pengencer (reagen). Aspirator biasanya terbuat dari selang plastik yang elastis.
4. Kaca Penutup (Deck Glass)
Kaca penutup (cover glass) berfungsi untuk menutup kamar hitung saat hendak dilakukan pembacaa jumlah sel di bawah mikroskop. Kaca penutup yang dipakai hendaknya yang diperuntukan untuk kamar hitung biasanya kaca penutup lebih tebal dan dibuat sangat datar.
C. Prinsip Kerja Hemositometer
Pada dasarnya alat haemositometer digunakan untuk
menghitung sel darah secara manual. Perhitungan tersebut dipengaruhi oleh dua
faktor penting yaitu jumlah pengenceran sampel darah dan volume kamar hitung
yang digunakan untuk menghitung sel darah.
Secara matematis, perhitungan sel darah dapat ditentukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
Keterangan
:
Jumlah sel
darah = jumlah sel darah sebenarnya
(sel/mm3)
N = jumlah sel yang
diamati
KV = Konversi volume kamar
hitung
Pengenceran = jumlah pengenceran pada pippet thoma
Dua
faktor yang sangat mempengaruhi perhitungan jumlah sel pada alat haemositometer
tersebut adalah pengenceran sampel oleh pengencernya dan Konversi Volume (KV)
dibawah ini adalah penjelasan bagaimana memperoleh nilai kedua faktor tersebut:
Konversi
Volume (KV):
Maksud dari Konversi Volume adalah menyesuaikan volume kamar hitung
dengan jumlah kotak yang digunakan dalam perhitungan sel di bawah mikroskop.
Secara matematis perhitungan Konversi Volume adalah sebagai berikut :
KV = Jumlah kotak hitung x volume kotak hitung
Contoh untuk perhitungan jumlah sel leukosit menggunakan 4 buah bidang
besar yang memiliki volume 1/10
KV = 1/10
Atau hal yang sama dapat digunakan jika ingin menghitung menggunakan
bidang sedang. Untuk leukosit jumlah bidang sedang adalah 64 bidang dengan luas 1/160 mm3. Maka konversi volume dapat
diperoleh
KV =
Kedua perhitungan tersebut tidak ada perbedaan sama sekali. Pada intinya
untuk memahami Konversi Volume (KV) harus terlebih dahulu memahami garis bagi
pada kamar hitung.
D. Cara Penggunaan Haemositometer
1. Persiapan Bilik Hitung
a.
Perhatikan bilik hitung
dalam keadaan baik dengan cara menerawang bilik hitung sehingga terlihat garis
bagi yang terdapat pada bilik hitung
b. Basahi
kedua sisi kamar hitung dengan cara mengusapkan ujung telunjuk basah. Langkah
ini bermaksud untuk merekatkan cover glass atau kaca penutup dengan bilik
hitung
c. Siapkan cover glass atau kaca penutup dalam keadaan bersih dan kering kemudian tempelkan kaca penutup di atas kamar hitung, tekan perlahan dengan menggunakan kedua ibu jari geser ke atas dan ke bawah sambal tetap di tekan perlahan sampai kaca penutup menempel dan tidk bisa di geser lagi.
d. Kaca penutup yang sudah menempel biasanya ditandai adanya lingkaran Pelangi pada kedua sisi perekatan dan kaca penutup tidak terjatuh Ketika bilik hitung di balik.
Sebelum melakukan
pengenceran pastikan pippet dan aspirator dalam keadaan bersih dan tidak
terkontaminasi. Perlu kehati-hatian dan ketelitian dalam melakukan pengenceran
dengan pippet untuk mengurangi kesalahan dalam pengukuran volume sampel dan
reagen. Langkah-langkah penggunaan pippet thoma adalah sebagai berikut:
a. Pasang
selang aspirator pada pangkal pipet thoma
b. Tiup
selang aspirator dengan ujung pippet thoma kearah telapak tangan, hal ini
dilakukan untuk mengecek apakah pippet thoma tersebut tersumbat atau tidak.
c. Isap
darah sampai “tanda batas” yang dikehendaki. Untuk mengurangi kelebihan darah
gunakanlah kertas isap/tissue secara hati hati.
d. Usaplah
darah yang ada di luar pippet untuk menghindari kontaminasi sampel ke reagen.
e. Tambahkan
larutan pengencer dengan cara menghisap larutan tersebut sampai tanda batas
volume yang berada di pangkal pippet
f. Homogenkan
sampel dan larutan pengencer dengan cara membolak balik pippet
a. Letakan
kamar hitung yang sudah ditutup dengan kaca penutup di atas meja yang datar.
b. Buang
3 - 4 tetes sampel pertama yang ada dalam pippet thoma, kemudian sentuhkan
ujung pippet thoma kedalam kamar hitung dengan pinggir kaca penutup (sudut 30o)
cairan akan terserap masuk kedalam kamar hitung.
c. Pastikan
kedua sisi kamar hitung terisi penuh dan tidak melebar ke sisi kamar hitung.
d. Untuk
melakukan inkubasi, simpan kamar hitung pada cawan petri yang berisi kapas
basah (±5 menit)
E. Cara Perawatan Haemositometer
Perawatan dan
pemeliharaan alat haemositometer perlu dilakukan suapaya alat ini dapat
digunakan dalam waktu yang lama. Haemositometer yang terawat dapat
meminimalisir kesalahan yang ditimbulkan oleh alat. Bagian yang harus tetap
terawat pada alat haemositometer adalah garis bagi yang terdapat pada bilik
hitung dan rongga batang yang terdapat pada pippet thoma. Berikut ini
Langkah-langkah perawatan haemositometer :
1. Pastikan
bilik hitung dan pippet thoma dalam keadaan bersih sebelum dan sesudah
digunakan.
2. Untuk
merawat pippet thoma dari sumbatan kotoran, lemak atau sisa sampel lakukan
Teknik isap sembur dengan menggunakan aquadest atau aseton.
3. Hindari
melakukan Teknik isap sembur menggunakan mulut/nafas, karena udara pada nafas
akan mengotori pippet. Gunakan spuit untuk membantu melakukan Teknik tersebut.
4. Apabila
terdapat bekuan sampel yang ada di dalam pippet, gunakan rambut kuda atau serat
baja tipis untk mendorong kotoran tersebut keluar. Lakukan secara hati hati
jangan sampai ujung pippet tersebut pecah.
5. Gunakan
kapas beralkohol untuk membersihkan permukaan bilik hitunng, gosokan cukup
sekali dan satu arah.
6. Simpan
haemositometerdalam lemari yang kering, hindari adanya debu dan tambahkan
silica gel untuk menghindari kelembapan.
Sumber
:
Anonim.2008.Pedoman
Praktik Laboratorium Kesehatan Yang Benar (Good Laboratory Practice). DEPKES
RI: Dirjen Pelayanan Medik
Chailan, M.
Biomed.2004. Pedoman Teknik Dasar Untuk Laboratorium Kesehatan Edisi 2.Jakarta
: EGC
Kiswari, Rukman.2014.Hematologi
dan Transfusi.Jakarta:Erlangga
Yayuningsih, Dewi.2014.Laboratorium
Kesehatan Dasar.Jakarta:EGC